Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi perseteruan antara Habib Rizieq Shihab dengan TNI. Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memerintahkan jajarannya untuk mencopot baliho Habib Rizieq Shihab. Bahkan Dudung Abdurachman juga mengusulkan agar FPI dibubarkan.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentunkan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung. Setelah itu, Dudung kemudian mengusulkan agar FPI dibubarkan. "Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seprti yang ngatur, suka sukanya sendiri. Ingat saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," katanya.
Soal pernyataan Pangdam Jaya, Rocky Gerung berpendapat Dudung Abdurachman dan Habib Rizieq Shihab sama sama sedang emosi. "Itu yang saya sesalkan, Pangdam Jaya terbawa emosi tuh, Habib Rizieq juga sering emosional asal ngomong aja,
Rocky Gerung mengira mungkin Dudung Abdurachman juga berasal dari lingkungan serupa. "Tapi Pangdam Jaya juga mungkin punya lingkungan yang sama, ingin mengucapkan kalimat yang tegas dan membuat publik tercengan," kata Rocky Gerung. Meski begitu menurut Rocky Gerung, gaya bicara seperti itu tidak menyelesaikan masalah yang ada saat ini.
"Tapi dua duanya tidak menyelesaikan soal tetap ada konflik kekuasaan, Orang tetap anggap Habib Rizieq oposisi Jokowi jadi itu yang terbenam di dalam pikiran publik, " kata Rocky Gerung. Sebab itu menurut Rocky Gerung, seharusnya sebagai pengamat tidak masuk ke ranah tersebut.
"Karena itu jangan masuk dalam peselisihan itu, seharusnya kita menghindar dari perselisahan itu sebagai pengamat, militer atau petugas ketertiban," kata Rocky Gerung. Rocky Gerung mengatakan sebaiknya untuk tidak menertibkan politik dengan kekuatan ekstra seperti TNI. "Jangan menertibkan politik dengan kekuatan ekstra sipil itu sebetulnya intinya, " kata Rocky Gerung.
Nantinya menurut Rocky Gerung, akan ada jalan keluar untuk menyelesaikan perseteruan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dengan Habib Rizieq Shihab. "Nanti mendapat cara untuk sama sama Habib Rizieq bisa mengendurkan urat sarafnya, Demikian juga Pangdam," kata Rocky Gerung.
Saat ini menurut Rocky Gerung, baik Pangdam Jaya maupun Habib Rizieq Shihab sedang saling unjuk kekuatan. "Cuma persoalan show off dua duanya, Habib rizieq show off sebagai warga sipil, Pangdam juga show off karena merasa bertanggung jawa pada keamanan Jakarta,
Jadi dua kekuatan dipertandingkan dan publik akhirnya menghubungkan dengan kepentingan istana, sialnya begitu oposisi yang terbentuknya sekarang," kata Rocky Gerung. Rocky Gerung menilai saat ini Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Habib Rizieq Shihab sama sama sedang emosi. Nanti, setelah emosinya mereda, kata Rocky Gerung, persoalan TNI vs FPI ini juga akan berakhir.
"Ini emosi jiwa sebetulnya, istilah gua, Semuanya saling kirim sinyal, tentu Pangdam kirim sinyal pada istana, Habib Rizieq kirim sinyal ke masyarakat sipil, Sehingga komposisi hari ini adalah skornya sebetulanya ya satu sama antara istana dan Habib Rizieq, " kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, dari ketegangan TNI dengan FPI ini yang dipusingkan adalah Jokowi. Rocky Gerung berujar Jokowi harus menentukan persoalan pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab ini masuk ranah politik atau kriminalitas. "Saya ikuti komentar dari pakar pengamat militer dan FPI, saling kirim kalimat diplomatis,
Yang terganggu Presiden Jokowi, karena mesti putuskan ini peristiwa politik atau kriminal yang menggangu ketertiban, apakah tindakan Pangdam dibenarkan secara Undang Undang, Ini semua akan jadi nada tinggi perdebatan politik seminggu ini," kata Rocky Gerung.